Meski gosip bukanlah kebiasaan yang baik namun tak sedikit yang
berpendapat gosip sebagai hal yang mengasyikkan. Malah, dalam studi
terbaru disebutkan bergosip bisa mengurangi stres dan mencegah orang
lain dipermainkan.
Itu merupakan kesimpulan para peneliti dari
Univesitas California, Berkeley, yang melakukan empat percobaan yang
melibatkan ribuan partisipan.
"Gosip memang punya reputasi
buruk, tetapi kami menemukan bukti bahwa bergosip berperan penting
dalam menjaga fungsi sosial," kata salah satu peneliti, psikolog sosial
Robb Willer.
Willer menemukan bergosip bisa menjadi semacam
terapeutik. Ketika para partisipan studi melihat orang lain berlaku
buruk, denyut jantung mereka meningkat. Tetapi peningkatan itu hanya
dalam skala sedang jika mereka menceritakan pada orang lain apa yang
mereka lihat.
"Menyebarkan informasi tentang orang lain yang
mereka lihat berperilaku buruk ternyata membuat seseorang merasa lebih
baik, serta mengurangi rasa frustasi yang mendorong mereka bergosip,"
kata Willer.
Bukan hanya itu, para peneliti juga menemukan bahwa
partisipan studi juga rela mengeluarkan upaya ekstra untuk memberitahu
orang lain siapa yang berlaku curang dalam sebuah simulasi permainan
ekonomi. Dalam hal ini bergosip berarti mencegah orang lain dirugikan
oleh orang yang curang tadi.
"Kita tidak perlu merasa bersalah
jika gosip yang kita sampaikan bertujuan untuk mencegah orang lain
dipermainkan," kata Matthew Feinerg, ketua peneliti.
Studi
tentang kebiasaan bergosip pada tahun 2009 menemukan, sekitar 80 persen
isi pembicaraan kita adalah gosip. Dalam studi yang melibatkan 300
orang itu juga ditemukan bahwa sekitar 5 persen gosip bersifat
berbahaya.
Sumber. Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar